Keunikan
Bali yang ada di Desa Terunyan yang juga merupakan salah satu desa
dengan penduduk asli Bali atau Bali Aga yang masih memegang teguh
tradisi dari leluhurnya saya yakin akan memancing adrenalin teman
traveler untuk segera travel ke Bali dan mengeksplore langsung keistimewaan Desa Terunyan ini.
Lokasi Desa Trunyan
Desa Trunyan berada dikecamatan Kintamani, berdekatan dengan travel destination
lainnya seperti Gunung Batur dan Pura Kintamani. Jadi jika teman
traveler datang berkunjung ke Desa Terunyan bisa satu paket dengan
mengunjungi travel destination lainnya.
Adat Istiadat penduduk Desa Terunyan
Seperti yang saya tuliskan diatas bahwa
Desa Terunyan memiliki keunikan tersendiri yang menjadikannya sebagai
salah satu travel destination yang paling diminati oleh para traveler.
Salah satu ciri khas yang dapat anda lihat dari Desa Trunyan
adalah tradisi pemakaman tanpa penguburan ataupun pembakaran mayat
seperti umumnya di Bali, namun di Desa Trunyan penduduk yang sudah
meninggal akan diletakkan disalah satu kompleks pemakaman dan mayat –
mayat tersebut akan diletakkan diatas tanah yang dipagari bambu anyam.
Untuk dapat sampai kelokasi pemakaman ini teman traveler harus menyewa perahu dari Desa Terunyan
atau menggunakan kapal dari Batur. Waktu itu saya lebih memilih untuk
bermotor sampai kedesa paling ujung karena pemandangan sepanjang Danau
Batur sangat indah, jadi sayang jika harus dilewatkan.
Selama dilokasi pemakaman teman traveler
akan dibawa berkeliling oleh seorang guide yang akan menjelaskan semua
ritual dan tata cara pemakaman di Desa Terunyan. Awalnya saya tidak
percaya bahwa mayat – mayat tersebut hanya diletakkan diatas tanah dan
tidak berbau sama sekali. Namun setelah melihat sendiri mayat tersebut
berjejer didalam pagar bamboo anyam tersebut dan melihat daging yang
mulai membusuk, namun tidak mengeluarkan bau busuk sungguh merupakan hal
yang menakjubkan.
Ternyata mayat tersebut tidak berbau
karena terserap oleh aroma menyan yang berasal dari sebuah pohon besar
yang bernama Taru Menyan.
Pemandangan mengerikan lainnya adalah
ratusan tengkorak yang berserakan dan sampah peninggalan mayat – mayat
tersebut yang menggunung di lokasi pemakaman. Saya menyebut ini
mengerikan karena memang ini bukanlah pemandangan yang biasa.
Keunikan di Desa Trunyan
Keunikan tradisi pemakaman mayat di Desa Trunyan sampai sekarang ini masih mejadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun oleh warga setempat. Prosesi orang
meninggal di Bali, biasanya dikubur ataupun dibakar. Tapi kalau di desa
Trunyan tidak seperti itu, tubuh orang yang sudah meninggal melalui
sebuah prosesi dan akhirnya dibungkus dengan kain kapan, dan selanjutnya
ditaruh di atas tanah di bawah taru menyan, dikelilingi anyaman dari
pohon bambu atau yang disebut ancak saji. Unik bukan…yang cukup aneh
juga mayat tidak mengeluarkan bau sedikitpun. jadi kalu kebetulan anda
wisata ke Bali dan mengunjungi tempat ini tidak perlu takut dengan bau
yang menyengat, karena mungkin bau tersebut sudah diserap oleh Taru/
pohon Menyan yang tumbuh besar di areal pemakaman. Desa Trunyan memang
merupakan desa Tua di Bali, yang masih memegang teguh warisan dan
tradisi leluhur.
Jika anda melakukan perjalan tour ataupun wisata keliling Bali, kalau dari Denpasar berjarak sekitar 65 km atau sekitar 2 jam perjalanan dengan kendaraan..
Sebelum sampai di Desa Trunyan, anda akan ketemu beberapa tempat-tempat
menarik yang mungkin bisa anda kunjungi, seperti Ubud, Goa gajah,
tampaksiring dan penelokan Kintamani.
tempat menyaksikan keindahan panorama Danau Batur. Dari penelokan anda
turun menuju tepi danau batur tepatnya di Desa Kedisan, di sini dibangun
dermaga yang diperuntukkan untuk perahu penyeberangan
menuju Desa Trunyan. Anda bisa menyewa boat, satu buah boat muat
sekitar 7 penumpang, berwisata mengelilingi danau Batur yang indah,
kemudian melanjutkan penyebrangan mengunjungi Desa Trunyan.
Trunyan sendiri diambil dari kata Taru dan Menyan, taru artinya pohon
dan menyan artinya harum, sehingga pohon yang berbau harum diyakini
dapat menyerap bau, sehingga mayat tidak mengeluarkan bau. Konon karena
perintah raja, khawatir dengan pohon menyan yang baunya harum dan
menyengat hidung, membuat banyak orang yang akan mencarinya, nah untuk
menghindari hal ini, maka di bawah pohon ditaruh jenazah-jenazah yang
diharapkan mengeluarkan bau busuk, jenazah yang diharapkan akan
mengeluarkan bau busuk ternyata tidak mengeluarkan bau sama sekali dan
taru menyanpun tidak mengeluarkan bau harum lagi. Dan tradisi ini masih
berlangsung sampai sekarang.
Tapi tidak semua jenazah di biarkan di alam terbuka di bawah taru
menyan, tempat ini hanya diperuntukkan bagi yang meninggal sudah dewasa,
meninggal secara normal dan tidak cacat, untuk jenazah bayi di kubur
seperti biasanya di Sema Muda dan jenazah yang cacat, meninggal karena
tidak normal karena bunuh diri, dibunuh, kecelakaan dikuburkan di Sema
Bantas.
Dafabet Kenya
BalasHapusWelcome to Dafabet Kenya. Here you can join and play today! Enjoy exciting new casino games, 더킹카지노 sports betting, dafabet 10cric joker betting, hdafabet joker dafabet betting.